GUMBREGAN SEBUAH SISI TRADISI YANG MASIH LESTARI
KALURAHAN KENTENG 02 Mei 2018 11:37:41 WIB
Kekayaan budaya dan tradisi Indonesia sangat beragam dan layak untuk dilestarikan, karena merupakan kekayaan dan kearifan lokal yang mengandung pesan moral dan nilai-nilai luhur. Tradisi yang berkembang merupakan sebuah cara bagi masyarakat untuk berinteraksi dengan sesama manusia, manusia dengan alam, manusia dengan Tuhan, bahkan dengan manusia dengan makhluk-makhluk lain, seperti halnya binatang, tumbuhan, ataupun makhluk astral (ghaib). Tiap-tiap daerah memiliki keunikan tersendiri dalam mengekspresikan bentuk interaksi tersebut, sesuai dengan latar belakang tatanan sosial dan kondisi alam di sekitarnya.
Di sebuah pelosok Nusantara, tepatnya di Padukuhan Klumpit, Desa Kenteng, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, terdapat tradisi-tradisi yang hingga kini masih dilaksanakan secara rutin. Salah satunya adalah tradisi Gumbregan. Tradisi Gumbregan diambil dari sebuah wuku dalam kalender Jawa (Wuku Gumbreg), yang berlangsung dalam kurun waktu tertentu dalam satu tahun kalender.
Tradisi ini merupakan perwujudan dari harapan masyarakat yang memelihara ternak berkaki empat (lembu dan kambing), agar ternak mereka dapat berkembangbiak secara rutin, banyak keturunan, gemuk, dan sehat, sehingga mereka bisa memperoleh hasil yang memuaskan.
Dari sisi sosial kemasyarakatan, tradisi gumbregan memiliki pesan moral berupa kebersamaan. Dalam pelaksanaannya, gumbregan diikuti oleh anak-anak usia dini (PAUD, TK, SD). Lazimnya, anak-anak itu adalah anak atau cucu dari para pemilik ternak.
Sambil membawa wadah (umumnya bakul nasi), mereka mengunjungi setiap kandang ternak yang ada di padukuhan. Pemilik ternak kemudian menyambut mereka, disertai dengan mengucapkan kalimat-kalimat berisi doa dan harapan, disaksikan oleh anak-anak. Pemilik ternak menebarkan cengkaruk,yaitu nasi kering (aking) yang digoreng, ke dalam kandang hingga mengenai badan ternak, dengan harapan ternak mereka dapat berkembangbiak layaknya cengkaruk yang mereka tebarkan. Setelah itu pemilik ternak memberikan beberapa jenis makanan ke dalam wadah yang dibawa anak-anak.
Mereka terus berkeliling ke setiap kandang, dengan sesekali menyetorkan makanan-makanan tersebut ke sebuah tempat yang cukup lapang. Di sini, mereka berkumpul di pertigaan jalan. Setelah semua seluruh kandang ternak berhasil dikunjungi, kemudian anak-anak duduk mengelilingi makanan yang mereka kumpulkan. Beberapa orang tua membagikan kembali makanan yang terkumpul kepada setiap wadah yang dibawa tiap anak. Di sinilah, kembali sebuah pesan moral ditemukan. Tentang kebersamaan, tepa selira, simpati, dan empati. Di sini tidak ada keluhan, apalagi protes. Mereka tidak memperbandingkan antara yang diberikan dengan yang diterima. Mereka tidak berebut. Sungguh sebuah nilai luhur, sebuah keadilan sosial yang nyata, keadilan sosial yang dilandasi dan dibentuk dengan kepekaan dan kesadaran sosial, bahwa adil tidak harus selalu sama.
Masyarakat Padukuhan Klumpit maupun masyarakat Gunungkidul pada umumnya memang memiliki tradisi memelihara hewan ternak sebagai sambilan usaha pertanian mereka. Tani-ternak, dalam pemahaman masyarakat merupakan pasangan usaha yang serasi, di mana kotoran ternak dapat dijadikan sebagai pupuk penyubur tanaman di ladang mereka, sedangkan dedaunan maupun rumput di ladang dapat dijadikan sebagai pakan ternak.
Selain itu, ternak juga dianggap sebagai tabungan, yang dapat dipergunakah ketika mereka membutuhkan uang dalam jumlah besar dan tidak mampu ditutup dari penjualan hasil pertanian.
Semoga, dengan semangat tradisi Gumbregan ini, masyarakat Padukuhan Klumpit meningkatkan derajad kesejahteraan mereka. Dan juga dapat senantiasa memegang teguh, menyebarkan serta mengejawantahkan kaidah-kaidah mulia yang terkandung dalam tradisi Gumbregan ke dalam peri kehidupan kemasyarakatan.
Formulir Penulisan Komentar
Pencarian
Statistik Kunjungan
Hari ini | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
Kemarin | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
Pengunjung | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
- PENERIMAAN INSENTIF KADER KESEHATAN, POSYANDU, DAN PENDIDIK PAUD KALURAHAN KENTENG
- PENYERAHAN INSENTIF RT DAN RW KALURAHAN KENTENG
- PEMERINTAH KALURAHAN KENTENG SERAHKAN BLT DANA DESA BULAN JANUARI – MARET TAHUN ANGGARAN 2025
- Safari Ramadhan 1446 H Tingkat Kapanewon Ponjong di Masjid Nurul Iman Padukuhan Klumpit
- ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA (APBKAL) 2025 KAPURAHAN KENTENG
- LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN (LPJ) APBKAL TAHUN 2024 KALURAHAN KENTENG
- PUBLIKASI APBKAL TAHUN 2025